Seorang sahabat saya pernah membangun sebuah hipotesa tentang dasar perilaku para petualang dunia media sosial (medsos). Menurut dia bahwa medsos telah menjadi sebuah solusi konkrit terhadap permasalahan yang dihadapi dan mengganggu beberapa orang dalam berinteraksi sosial atau pergaulan, seperti; rasa minder, rasa kurang percaya diri, hingga mendsos memberi kesempatan untuk menjadi media pelampiasan amarah yang sulit diungkap secara langsung. Bahkan menurut dia tidak sedikit diantaranya (pelaku medsos) lebih menyukai dan mencintai interaksi melalui dunia maya dibanding bergaul secara langsung, bahkan sebutan "kecanduan" medsos justru seolah menjadi pelengkap pembenaran, karena ternyata medsos lebih berfungsi sebagai bunker, tempat berlindung.
Saya pun bertanya mengapa dia berkesimpulan bahwa medsos atau internet menjadi tempat berlindung ? Dia mengatakan bahwa; " Tidak sedikit dari para petualang dunia maya tersebut memiliki persoalan dengan bau badan, sehingga dengan adanya media internet dia merasa aman, jauh dari kemungkinan mendapat perlakuan yang tidak menyenangkan".
Owh...apakah benar demikian...? Apakah bau badan sedemikian menakutkan hingga muncul hipotesa seperti itu...?
Deudeh (26) |
Dan ternyata belakangan saya menyadari kebenarannya, anda pasti masih ingat kasus Deudeuh Alfi Syahrin yang terjadi diawal tahun 2015, seorang perempuan berusia 26 tahun yang dibunuh "kekasih-selingkuhannya" (RS) yang berprofesi sebagai seorang "Guru", karena ulah Deudeuh yang menutup hidung dan berkali-kali memberitahu bahwa ia terganggu dengan bau badan RS ketika mereka sedang bercinta. hmmmm... mengerikan ya...
Dampak lain yang bisa ditimbulkan oleh bau badan yang tidak dikendalikan adalah seperti;
(1) Menghambat Pergaulan; keinginan untuk menjauh bisa muncul dari teman-teman anda atau bahkan dari diri anda sendiri, dimana anda mungkin akan cenderung memilih untuk mengucilkan diri daripada melihat kenyataan bagaimana reaksi orang lain terhadap anda akibat gangguan bau badan.
(2) Menghambat karir; Boleh jadi gelar dan kapasitas ilmu pengetahuan serta kapabilitas keterampilan anda melebihi rata-rata, namun bau badan anda telah membuat atasan anda dilematis untuk mempromosikan anda. Padahal posisi yang terbuka untuk ditawarkan berpeluang menjadikan anda sebagai figur yang berpengaruh, baik dalam lingkungan perusahaan, hingga bisa mengangkat derajat gensi/status sosial anda.
(3) Bisa memicu munculnya Disorientasi Pemikiran dan Perilaku hingga disorientasi Seksual; coba anda bayangkan jika bau badan sudah begitu kuat menggangu seseorang, mungkin kasus Deudeh bisa dibedah untuk menjawab hal ini.
(4) "Seperti Katak Dalam Tempurung"; mungkin bagi yang memiliki fasilitas internet pepatah tersebut tidak terlalu berpengaruh, kendati mengucilkan diri dari dunia luar (nyata), namun tetap bisa berinteraksi dengan segala perkembangan perubahan, hanya saja tidak bisa menikmatinya secara langsung seperti masyarakat lain secara umum. Dan bagi yang tidak memiliki akses terhadap media internet, maka sindrom "kuper" akan melengkapi bau badan. Sayangnya, sepertinya saat ini belum ada organisasi sosial (LSM/NGO/NPO) yang bergerak khusus untuk urusan bau badan ini, semoga anda tertantang untuk melakukannya..
Saya berharap, semoga saja anda bukan salah satu dari jutaan orang yang sedang mengalami masalah bau badan saat ini. Karena mungkin saja anda adalah seseorang yang sedang berusaha membantu orang lain; teman, sahabat, saudara atau bahkan kekasih, demi menemukan cara mengatasi permasalahan mereka sehubungan dengan bau badan. Namun.. jika ternyata anda adalah salah satu yang sedang terjebak dalam permasalahan ini, maka jangan terlalu risau, karena permasalahan ini ternyata banyak solusinya, bersembunyi dibalik medsos bukan pilihan obyektif. Karena sebagai makhluk sosial, berinteraksi dengan dunia luar (nyata) adalah sebuah keniscayaan yang tidak bisa dihindari. Kecuali anda punya tekad besar untuk tetap melakukannya, mengucilkan diri seperti kisah para pesilat dalam serial cerita "Kho Ping Ho". Dan jika anda memilih itu, maka lingkungan sekitar akan kehilangan anda, karena mungkin anda tidak sadari bahwa dalam diri anda terdapat potensi yang bisa bermanfaat bagi orang banyak, maka saya sarankan untuk segera keluar dari persoalan itu.
Karena permasalahan bau badan memiliki banyak solusi. Namun sebelum kita bahas soal solusinya, baiknya kita mengenal "makhluk seperti apa" Bau Badan tersebut. Setidaknya kita bisa memiliki gambaran untuk meyakinkan diri kita bahwa "Bau Badan" bisa diatasi dan disingkirkan.
Bau badan secara umum dapat terjadi karena kurang menjaga kebersihan badan dan adanya bakteri yang menguraikan keringat menjadi zat yang berbau kurang sedap. Bau badan juga dipengaruhi oleh hormon dan pola makan serta jenis makanan yang dikonsumsi. Bau badan timbul akibat hasil metabolisme sebum pada mikroorganisme di ketiak. Sebum diproduksi oleh kelenjar apokrin pada ketiak.
Biasanya, bau badan wanita terasa lebih asin karena disebabkan bakteri micrococcaceae.
Sedangkan bau badan pria terasa lebih asam karena disebabkan organisme mikroskopik ''lipophile diphteriode''. Bau badan juga dapat menjadi lebih terasa dan kuat jika berkeringat dengan dipicu oleh tekanan emosi. (https://id.wikipedia.org/)
Diantara berbagai jenis kelenjar kulit, bau badan manusia berasal dari kelenjar apokrin. Kelenjar apokrin mengeluarkan sebagian besar senyawa kimia yang diperlukan flora kulit sehingga menghasilkan bau. Bau yang dihasilkan disebabkan oleh adanya aktivitas beberapa bakteri seperti kelompok Corynebacterium, kelompok Propionibacteria, dan Staphylococcus epidermidis. Bakteri lainnya yang dapat menyebabkan bau badan adalah Staphylococcus aureus, Pseudomonas aeruginosa, dan Streptococcus pyogenes.
Kelompok Corynebacterium akan memproduksi enzim lipase dan memecahnya menjadi lemak dalam keringat untuk menciptakan asam butirat. Kelompok Propionibacteria yang berada pada kelenjar apokrin menyebabkan bau badan dengan cara mengubah asam amino menjadi asam propionat pada kelenjar sebaceous. Staphylococcus epidermidis juga memiliki peran penting sebagai penyebab bau badan karena menghasilkan asam isovaleric (3-methyl butanoic acid).
Dengan demikian, masalah bau secara umum badan dapat diatasi dengan menjaga kebersihan tubuh secara teratur, menerapkan pola hidup bersih dan sehat. Namun bagi bau badan yang cenderung parah (kata sahabat saya bahwa ciri sederhana untuk mengenali stadium parah; "ketika baru mendengar namannya -orang yg memiliki bau badan- akan muncul rasa enggan bertemu, atau enggan menghadiri suatu kegiatan/acara jika orang tersebut ikut/ada di kegiatan/acara tersebut), tidak cukup hanya dengan cara menerapkan pola hidup bersih dan sehat tersebut, karena hanya berpengaruh sementara dan singkat. Ketika aktifitas pisik mulai merangsang produktifitas keringat, maka sedikit demi sedikit (namun pasti) bau badan pun mulai timbul.
Antirespiran dan deodoran mengandung suatu antiseptik yang berfungsi untuk menahan atau mengurangi dekomposisi bakteri sehingga dapat mengontrol bau badan. Sehingga Antirespiran dan deodoran dapat digunakan untuk mengatasi bau badan, dan anda saat ini bisa dengan mudah menemukannya di pasaran, tersedia dalam bentuk aerosol; pump sprays, squeeze sprays, krim; roll-ons, suspensi; roll-ons, deodorant stick, antirespiran padat; clear solids, soft solids, gels, dan pads. Selain itu bisa dengan cara penggunaan ramuan bahan alami warisan para leluhur kita