Twitter Facebook Delicious Digg Stumbleupon Favorites More

Kamis, 10 November 2016

TIPS HIDUP DI DAERAH RAWAN BANJIR


Pada kesempatan ini saya coba mengulas beberapa hal yang mungkin bisa bermanfaat bagi kita semua, khususnya bagi saudara kita yang terpaksa masih harus bermukim di daerah rawan banjir.  Tulisan ini sebagai respon saya terhadap fenomena intensitas terjadinya banjir yang menunjukkan trend yang meningkat  (menurut penulis bukan hanya meningkat jumlah kota/daerah yang terkena banjir, namun juga meningkat kualitas banjirnya, karena banjir yang terjadi membawa lumpur yang makin pekat serta sampah yang makin banyak, seperti terlihat pada gambar diatas).  Kenyataan ini tentunya membutuhkan keseriusan kita semua, mengingat banjir  memiliki masalah ikutan yang tidak sedikit, sehingga permasalahan banjir menjadi begitu kompleks. 

Masalah ikutan atau dampak dari banjir dapat kita lihat seperti pada aspek kesehatan, misalnya bisa menimbulkan penyakit diare, kolera, penyakit kulit, demam berdarah, gangguan saluran pencernaan, serta beberapa penyakit yang bisa diakibatkan oleh virus atau bakteri yang berkembang dalam air, kondisi ini makin diperparah jika sistem sanitasi lingkungan yang ada kurang layak.  

Selain itu masalah ikutan/bawaan lainnya ketika terjadi banjir, adalah pada aspek sosial dan ekonomi.  Dalam aspek sosial (seperti pengalaman empirik penulis ketika masih tinggal di daerah rawan banjir), adalah seperti munculnya rasa stress hingga trauma secara psikis, misalnya ketika kita mengetahui akan masuk musim penghujan, dan atau ketika mulai muncul tanda-tanda akan terjadinya hujan, maka suasana hati pun mulai gelisah, pikiran terganggu, mulai sulit untuk fokus pada sesuatu yang sedang dikerjakan.  Akibatnya bisa mengganggu aktifitas rutin baik sehubungan dengan tugas dan tanggungjawab yang diberikan oleh perusahaan atau kantor tempat kita bekerja mencari nafkah, atau pada agenda-agenda penting lainnya yang membutuhkan perhatian khusus, termasuk untuk menghadiri undangan pada acara-acara formil maupun non formil (apalagi jika undangan itu berhubungan dengan rencana pengembangan usaha, atau inisiasi kerjasama strategis dengan pihak  lain), bisa dibayangkan bagaimana rasa frustasi yang menyelimuti hati dan pikiran kita saat itu.

Dari aspek ekonomi (langsung dan tidak langsung) singkatnya dapat kita lihat seperti; pada proporsi alokasi anggaran untuk kebutuhan perbaikan, pemeliharaan dan perawatan rumah pasti akan lebih besar dibanding dengan rumah warga yang berada diluar area rawan banjir. Belum lagi jika kita harus mengeluarkan biaya buat kebutuhan penanganan medis anggota keluarga yang menjadi korban banjir.  

Ironisnya, sebagaimana kita ketahui bersama, bahwa warga masyarakat yang tinggal di area rawan banjir adalah mayoritas berasal dari kalangan masyarakat pada level ekonomi menengah ke bawah.  Maka pertambahan proporsi anggaran tersebut akan rawan berpengaruh pada kemampuan keuangan rumah tangga dalam memenuhi kebutuhan wajib lainnya.  Belum lagi jika jenis pekerjaan utama yang menjadi sumber utama pemasukan keuangan rumah tangga adalah jenis pekerjaan harian atau berupa jenis pekerjaan layanan jasa yang bersifat tidak tetap (termasuk out sourcing), seperti; buruh kontrakan, buruh harian, kuli bangunan, kuli pasar, tukang ojek, pedagang kaki lima, dll.  Semakin lama banjir berlangsung, maka selama itu pula pendapatan mereka terhenti karena tidak bisa melakukan aktifitas mencari nafkah.  Sangat berbeda dengan para pegawai tetap yang akan tetap menerima gaji dan tunjangan bahkan hingga bantuan dari teman-teman kantor dan instansinya ketika mengalami suatu bencana.

Berikut saya akan coba ulas beberapa hal yang perlu kita perhatikan untuk menghindari dampak buruk dari bencana banjir (pemberian nomor urut bukan berarti urutan langkah-langkahnya),  misalnya seperti berikut ini'

A.  Diluar Rumah
  1. Pastikan kondisi got atau saluran air disekitar rumah kita selalu dalam kondisi mampu mengalirkan air banjir secara cepat.  Terkadang pada beberapa saluran air  kita menemukan pekerjaan pemasangan instalasi pipa air PDAM yang kurang rapi, sehingga pipa-pipa yang melintang tersebut berpeluang untuk menghambat aliran air, karena sampah-sampah mudah tersangkut pada pipa-pipa tersebut, apalagi jika pipa-pipa yang tidak rapi tersebut berada pada persimpangan-persimpangan got/saluran air.  Jika kita menemukan adanya pipa-pipa yang terpasang secara tidak rapi tersebut, sebaiknya kita koordinasikan pada pihak pengelola agar dilakukan perbaikan.  
  2. Pastikan bahwa disekitar rumah tidak terdapat area-area yang berpotensi menjadi tempat genangan air
  3. Usahakan sampah-sampah selalu segera diambil oleh pihak petugas sampah, agar ketika terjadi banjir, sampah-sampah tersebut tidak terbawa hanyut masuk dalam saluran-saluran air atau bahkan terbawa masuk ke dalam rumah.  
  4. Pastikan bahwa tata letak beberapa barang yang berada diluar rumah, seperti pot-pot bunga dan kandang hewan peliharaan (yang dimaksud adalah bukan hewan ternak, tapi hewan hias; kelinci, ayam, dll),  tidak pada posisi yang dapat menghambat pergerakan manusia ketika melakukan evakuasi diri maupun evakuasi terhadap barang-barang penting dari dalam rumah.  Dan untuk kandang hewan piaraan sebaiknya dibuat agak tinggi agar tidak mudah terjangkau oleh air banjir.  Saya juga menyarankan agar menghindari memelihara hewan piaraan yang mudah terpicu stress atau emosinya karena air, sehingga ditakutkan akan berpeluang menyerang pemilik ketika akan dipindahkan.
  5. Terkadang air banjir awalnya lolos masuk ke dalam rumah kita melalui saluran pembuangan air di dapur atau di WC/Kamar mandi.   Perkecil kemungkinan ini dengan membuat bak kontrol (jika mungkin) dan atau memasang klep penutup di ujung pipa.
  6. Pastikan bak septic tank dikuras secara rutin.  Karena sejumlah "Septic" (kotoran) dalam bak penampungan berpotensi untuk menyebarkan bakteri jahat dan virus-virus berbahaya lainnya.  Apalagi jika septic (kotoran) tersebut sempat meluap dan hanyut terbawa masuk kedalam rumah, sangat besar peluang bakteri/virus tersebut tertinggal menempel pada beberapa bagian dalam rumah dan memunculkan ancaman baru bagi penghuninya.
  7. Pastikan bahwa disekitar rumah kita tidak terdapat pepohonan yang rawan rubuh/tumbang atau terdapat cabang/dahan yang rawan jatuh/patah sehingga bisa mengancam warga atau kenderaan yang sedang lewat atau terparkir disekitarnya
  8. Upayakan ada kesepahaman diantara warga atas tindakan-tindakan yang mungkin harus anda lakukan atau sebaliknya, khususnya dengan upaya anda untuk menyelamatkan diri (evakuasi) berserta barang-barang penting yang anda miliki.  Misalnya ketika anda harus memasuki dan menggunakan area pekarangan milik pribadi/perusahaan/kantor, sebagai tempat untuk menyimpan dan mengamankan diri dan barang-barang, seperti kenderaan, dll.
  9. Upayakan pula adanya sistem informasi secara cepat dan terpercaya (mungkin dikoordinir aparatur pemerintahan lokal) sehubungan dengan banjir atau bencana lainnya, sebagai bagian dari "early warning system".

B.  Dalam Rumah;
  1. Hindari menggunakan perabot yang mudah rusak oleh air, seperti yang menggunakan bahan baku dari campuran serbuk kayu yang dipadatkan, yang disitilahkan dengan sebutan seperti blockboard, MDF (medium density Fibreboard), Particle board dan kayu lapis.  Serta hindari pula menggunakan prabot yang membutuhkan tenaga yang banyak untuk memindahkannya seperti sofa.   
  2. Pastikan jarigan instalasi listrik yang terpasang dalam rumah tidak mudah dijangkau oleh air, kalaupun ketinggian air tidak dapat dihidari, maka pastikan untuk segera mematikan aliran arus listrik ke dalam rumah (bila PLN belum mematikan) dan segera informasikan kepada warga lain dan pihak berwenang agar arus listrik ke wilayah anda segera di matikan.
  3. Karena datangnya banjir tidak bisa diprediksi, maka sebelum kita istirahat tidur dimalam hari (khusunya di musim hujan), agar memastikan bahwa posisi setiap peralatan elektronik dalam posisi aman.  Jangan Meninggalkan charger Hand Phone (HP), Laptop dan charger peralatan elekronik lainnya, tetap terpasang dan apalagi kabelnya menjuntai dan tersebar di lantai.
  4. Usahakan menyiapkan penerangan alternatif yang bisa mobile (dibawa), baik berupa senter atau lampu emergensi, sebagai sumber penerangan alternatif disaat listrik PLN dimatikan.   Hal ini mengantisipasi banjir yang terjadi dimalam hari, dan akan memudahkan aktifitas pergerakan disaat evakuasi diri maupun disaat mengevakuasi warga lainnya, serta membantu penerangan di lokasi evakuasi.  
  5. Berdasar pada pengalaman penulis ketika berada di Jepang, dimana penulis menemukan bahwa ada sistem standarisasi (ISO) yang ditetapkan pemerintahnya, terhadap setiap bangunan, mulai dari rumah tinggal warga, perkantoran, hingga bangunan gedung.  Setiap rumah wajib menyiapkan beberapa peralatan dan bahan untuk keselamatan sesuai peraturan dan standar yang telah ditetapkan, seperti; helm, senter, sepatu boot, jas hujan, pemadam kebakaran, bahkan tempat sampah (minimal 3 buah untuk 3 peruntukannya; Non-organik, Organik, Berbahaya) dan kotak P3K.  Selain itu harus ada petunjuk jalur evakuasi (seperti garis yang bisa terlihat disaat gelap, yang biasa kita temukan pada pesawat), tangga darurat (buat bangunan melebihi 1 lantai) dan "pintu" darurat.  Pintu darurat yang dimaksud tidak  harus berbentuk pintu dalam arti yang sebenarnya, seperti pada salah satu rumah yang sempat penulis tinggali, dimana pintu daruratnya adalah berupa sebuah jendela berukuran besar (kurang lebih; 2m x 1,5m) hanya ditutup oleh kaca polos (tanpa terali pengaman) dengan tebal kaca maksimal 5mm sehingga mudah pecah (oleh gempa kalau terjadi gempa, sekaligus sebagai pertanda bahwa gempanya cukup besar dan harus mengevakuasi
    diri) atau dipecahkan.  Karena terkadang untuk membuka pintu (dalam arti yang sebenarnya) cenderung sulit ketika dalam keadaan panik, bahkan pada beberapa kasus bencana seperti gempa, pintu bisa bergeser dari sumbunya sehingga tidak bisa dibuka, atau terjepit akibat pergerakan dinding.  (Saya jadi teringat ketika masa Orde Baru dulu setiap warga diwajibkan melengkapi rumahnya dengan; Kentongan, Karung goni basah dan obor)
  6. Pastikan Bahan Beracun dan Berbahaya terletak dan tersimpan pada tempat yang seharusnya, tidak mudah terjangkau air, andaikan tidak bisa dihindarkan dari jangkauan air, maka pastikan bahan-bahan tersebut dalam kemasan yang aman.  Misalnya Racun tikus dan pembasmi serangga lainnya, cairan pembersih lantai, dll.
  7. Upayakan ada pembagian tugas dan tanggung jawab dalam keluarga/penghuni, dan usahakan itu diketahui dan dipahami bersama sebelum kejadian banjir.  Siapa bertanggungjawab atas apa.  
  8. Jika mungkin siapkan pula tangga yang bisa membantu kita, ketika kita harus mengevakuasi diri keatas plafon atau atap rumah, ketika kita terlambat menyadari banjir.
  9. Pastikan anda memiliki akses yang mudah terhadap kamar anak-anak (apalagi yang berkebutuhan khsusus, disable/cacat) dan manula (manusia lanjut usia) sehingga mudah mengevakuasi mereka tanpa harus merusak pintu, karena bisa jadi ketika banjir terjadi anak-anak masih dalam keadaan tidur.  Termasuk untuk mengantisipasi anak-anak termasuk manula yang sering sulit untuk bertindak benar ketika dalam keadaan panik dan takut, sehingga sulit (gugup) untuk beranjak dari posisinya dan hanya bisa berteriak dan menangis.
  10. Pastikan anda memahami langkah-langkah evakuasi diri, dan mengenali serta memahami jalur yang harus dilalui (karena ketika air banjir sudah menutup permukaan tanah dan jalan, terkadang sulit untuk mengenali titik-titik yang berbahaya, seperti posisi dimana terdapat lubang (termasuk sumur-sumur tradisional dan sumur yang dibuat untuk resapan air), posisi dimana terdapat benda-benda berbahaya; seperti tempat pembuangan sampah, kemungkinan terdapat beling atau benda-benda tajam lainnya, dll).
  11. Baik sebelum evakuasi maupun setelah evakuasi diri, pastikan jumlah dan kondisi anggota keluarga; apakah semua sudah ada bersama anda, dan kira-kira adakah diantaranya yang membutuhkan penangan khusus.  Atau jika ada diantaranya tidak sedang bersama anda, pastikan bahwa anda tahu dimana keberadaannya.
  12. Jika harus tinggal dilokasi evakuasi, maka pastikan anda mengetahui titik/tempat untuk mengakses bahan bantuan, seperti dapur umum dan lokasi penanganan medis.  
  13. Jika anda merasa harus kembali ke rumah, karena sesuatu yang sangat penting, maka jangan lupa untuk memberitahu atau melaporkan diri pada petugas di lokasi evakuasi.
  14. Jika keadaan rumah anda memungkinkan untuk tidak mengungsi ke tempat evakuasi, misalnya dengan memanfaatkan lantai 2 (dua) rumah anda, dihimbau untuk tetap memberikan informasi kepada petugas agar petugas mengetahui status anda dalam keadaan aman serta mengetahui alasan anda untuk tidak ikut mengungsi.
  15. Jika anda terlibat atau melibatkan diri kedalam upaya penanganan korban banjir, maka pastikan dulu bahwa anda akan meninggalkan keluarga anda dalam kondisi aman.

C)  Ketika Akan melakukan pembersihan rumah; 
  1. Anda harus tetap waspada ketika akan masuk dan atau berada di dalam rumah.  Karena tidak tertutup kemungkinan air banjir telah membawa masuk hewan atau serangga berbahaya ke dalam rumah, misalnya; ular, kalajengking, ulat-ulat, tikus, dll.  Serta kemungkinan ada bagian rumah yang mengalami kerusakan dan rawan jatuh/rubuh, misalnya; kaki-kaki lemari kayu yang rusak sehingga lemari sewaktu-waktu bisa terjatuh/rubuh, pintu rumah, plafon dan atap rumah.
  2. Jangan "menyapu" lumpur dan sampah lainnya kesaluran air, siapakan karung atau wadah lainnya yang bisa menampung sampah-sampah dan lumpur, sehingga petugas mudah menjemputnya dan membuangnya ketempat  pembuangan akhir.
  3. Jangan membersihkan peralatan dapur dengan air sumur (jika bukan pelanggan air PDAM), jika sumur tersebut sudah terkontaminasi dengan air banjir.  Usahakan dilakukan pengurasan terhadap air sumur sebelum digunakan untuk konsumsi.  Air dari proses pengurasan bisa sambil dimanfaatkan untuk membersihkan lumpur dalam rumah, teras dan pekarangan hingga jalan raya depan rumah agar jalanan tidak licin.  Setelah air sumur dikuras, masukkan larutan kaporit sesuai dosis ke dalam sumur, untuk membasmi jamur, bakteri berbahaya dan kemungkinan adanya virus yang akan mengganggu kesehatan anda dan warga lainnya. 
  4. Jangan lupa memeriksa hewan piaraan, jika ditemukan dalam keadaan sudah mati, jangan buang bangkainya disembarang tempat.  Jika tidak dimungkinkan bangkai hewan piaraan dan bangkai hewan lainnya yang terbawa air banjir tersebut dikubur, maka bungkus dan satukan dengan sampah-sampah berbahaya lainnya, sehingga memudahkan petugas untuk penanganannya di tempat pembuangan akhir.
  5. Biasakan untuk menggunakan peralatan kemanan ketika proses pembersihan anda lakukan, seperti Kaus tangan, Sepatu boot, Kacamata pelindung, Masker dan menggunakan jas hujan (baju dan celana).
  6. Gunakan disinfektan untuk membasmi jamur, bakteri berbahaya dan virus lainnya.  Jika disinfektan sulit ditemukan, bisa menggunakan kapur bangunan, dengan cara menaburkannya dan mendiamkannya minimal 1 (satu) jam, setelah itu bersihkan dan dengan air bersih.
  7. Pastikan bahwa rumah sudah dalam keadaan kering ketika seluruh anggota keluarga diijinkan kembali ke rumah.  Karena kondisi lembab dalam rumah bisa menyebabkan munculnya penyakit, seperti penyakit kulit dan kemungkinan penyakit yang berhubungan dengan paru-paru dan pernafasan, serta gangguan pada pencernaan.  
  8. Usahakan berkoordinasi dengan petugas penanganan bencana ketika anda akan menghubungkan dan menggunakan aliran listrik.  Karena kendatipun pihak PLN telah mengaktifkan/mengalirkan kembali arus listrik ke daerah anda, tidak berati bahwa PLN telah menyakatan rumah anda sudah aman untuk menggunakan arus listrik PLN.  Jika anda sulit menemukan petugas yang memahami hal kelistrikan, dan anda tetap ngotot untuk segera menggunakan aliran listrik, maka sebaiknya anda melakukan (dengan benar) beberapa hal dibawah ini untuk memastikan bahwa instalasi listrik di rumah anda sudah aman dan bisa dialiri arus litrik.  Yaitu;
  • Pastikan semua saklar, stop kontak dan fiting lampu dalam keadaan kering, tidak ada benda lain yang bisa menghantar aliran listrik dalam semua perangkat tersebut yang memungkinkan terjadi hubungan singkat (korsleting), seperti sisa-sisa air, karatan, serangga (cicak, jangkrik, lipan, dll)
  • Jika air sempat merendam rumah hingga melampaui plafon rumah, maka periksa jaringan instalasi kelistrikan yang terpasang diatas plafon, apakah ada yang mengalami perubahan bentuk, terlepas, kemungkinan masih ada genangan-genangan air khususnya pada kotak-kotak sambungan kabel, kemungkinan air dalam pipa-pipa pengaman kabel, apakah ada penutup sambungan kabel (isolator) dan penutup kotak sambungan yang terlepas?, Adakah kabel-kabel yang terkelupas?  
  • Adakah benda-benda yang menindih atau yang mungkin mengganjal/mengungkit kabel keatas sehingga kabel tersebut bisa terlepas dari sambungannya? 
  • Apakah ada perubahan permukaan Plafond yang telah atau akan berpengaruh pada posisi/letak kabel-kabel instalasi.  Jika ada, sepertinya anda harus meminta bantuan pihak PLN atau Biro jasa instalasi listrik untuk mereparasi kembali instalasi kabel tersebut, agar kabel-kabel tersebut tetap aman ketika anda dan tukang melakukan perbaikan.
  • Jika anda kesulitan untuk mengakses ruang bagian atas plafond karena terlalu sempit, maka sebaiknya menunggu hingga anda yakin sudah benar-benar kering baru anda menyalakan aliran listrik, sambil anda tetap waspada.  
  • Jika anda mencium aroma seperti bau plastik terbakar, maka sebaiknya anda bergegas untuk mematikan kembali aliran listrik dan segera menghubungi petugas.  
  • Jika anda terpaksa harus melakukan sendiri perbaikan aliran listrik, maka sebaiknya jangan dilakukan sendiri agar anda punya opini alternatif, serta ada yang bisa mengawasi anda dalam prosesnya.  Serta jangan lupa untuk menggunakan peralatan keselamatan seperti menggunakan kaus tangan dan alas kaki yang bisa menghambat proses hubung singkat dengan ground ("tanah") dan peralatan lainnya yang dirancang khusus untuk membantu penanganan listrik tegangan rendah.
  • Jika anda sudah berhasil mengalirkan arus listrik ke dalam rumah anda, maka setiap sebelum menyambungkan perangkat elektronik ke stop kontak, sebaiknya anda memastikan bahwa kabel dan perangkat elektronik tersebut aman digunakan.
Demikian beberapa tips yang bisa saya sampaikan pada kesempatan kali semoga bisa bermanfaat dan jika terdapat kekurangan itu karena kealpaan saya, dan mohon dikomentari untuk penyempurnaannya.



0 komentar :

Posting Komentar

Popular Posts

Diberdayakan oleh Blogger.

Contact Us

Nama

Email *

Pesan *

Copyright © KUMPULAN TIPS DAN RESEP | Powered by Blogger
Design by SimpleWpThemes | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com